Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Muhammad Farid Penerima Satu Indonesia Awards, Penggagas Sayur Untuk Sekolah

Muhammad Farid
Edited by Canva



Saat ini pendidikan merupakan faktor yang cukup penting bagi generasi muda agar bisa terbebas dari buta aksara dan juga terbebas dari kemiskinan. Meskipun sebenarnya kemiskinan dapat diberantas apabila kita mau bekerja keras, namun ketika seorang individu sudah menamatkan pendidikan sampai tingkat tertentu, maka setidaknya individu itu akan memiliki wawasan luas untuk bisa mendapatkan penghidupan yang lebih baik, salah satunya dengan bekerja.

Tapi tahukah kalian kalau masih banyak anak di Indonesia yang tidak bisa menempuh pendidikan karena ketiadaan biaya? Pada Mei 2024 tercatat data dari BPS seperti yang disampaikan oleh Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) yang menyebutkan jumlah anak yang tidak bersekolah sebanyak 3.094.063 jiwa. 

Tentu saja harapan kita, seluruh anak Indonesia bisa bersekolah minimal sampai ke jenjang Sekolah Menengah Atas. Setidaknya ada beberapa faktor kenapa ada anak Indonesia yang tidak atau putus sekolah, diantaranya:
  • Faktor ekonomi
  • Rasa malas yang dimiliki oleh anak yang bersangkutan
  • Hubungan yang tidak harmonis dari kedua ornag tua anak
  • Latar belakang dari pendidikan kedua orang tua ikut berpengaruh terhadap pendidikan anak di masa depan.
Faktor pertama yaitu kesulitan ekonomi akan menjadi masalah serius apabila hal tersebut menghambat anak Indonesia untuk bersekolah. Hal ini pula yang menjadi pertimbangan Muhammad Farid ketika mendirikan sekolah untuk anak-anak kurang mampu yang berdomisili di Banyuwangi tahun 2005 silam.

Mengenal Sosok Muhammad Farid, Kepala Sekolah SMP Alam

Usia yang masih belia tidak menjadi wawasan yang sempit. Setidaknya itu yang saya tangkap manakala membaca perjalanan Muhammad Farid dalam membangun Yayasan Banyuwangi Islamic School.

Ketika itu Farid masih berusia 34 tahun, namun justru ide untuk mendirikan SD serta SMP Alam datang di usia yang masih sangat belia. Dengan lahan seluas 3.000 meter persegi, pada tahun 2005 Muhammad Farid akhirnya mendirikan SD serta SMP Alam dan tentu saja di bawah naungan Yayasan Banyuwangi Islamic School.

Lalu apa uniknya sekolahan yang dibangun oleh Muhammad Farid ini? Mayoritas  murid yang bersekolah di SD dan SMP Alam ini memiliki latar belakang keluarga yag tidak mampu, sehingga Muhammad Farid pun tidak membebani kewajiban terhadap para orangtua muridnya.

Keluarga dari murid yang bersekolah di SD dan SMP Alam ini boleh membayar sekolah dengan sayur mayur yang dimiliki. Bahkan jika dalam kondisi benar-benar tidak mampu, para murid bisa bersekolah gratis.

Melihat Lebih Dekat SD dan SMP Alam

Menjabat Kepala Sekolah SMP Alam menjadikan Muhammad Farid berpikir bagaimana sekolah yang didirikannya bisa menjadi sarana menuntut ilmu bagi kurang lebih 70 siswa.
 
Yang unik dari SD dan SMP Alam adalah tidak adanya ruang kelas dan juga bangku untuk para murid belajar.

Yang ada hanyalah aula, langgar atau musholla kecil, sanggar dan saung-saung yang dibangun dengan sesederhana mungkin. Bahkan para murid hanya memiliki seragam satu stel yang dipakai di hari Senin dan Selasa. Selebihnya murid bisa menggunakan pakaian bebas asalkan sopan dan rapi. 

Uniknya lagi, Muhammad Farid tidak mewajibkan para murid untuk menggunakan sepatu, terlebih jika kondisi orang tuanya benar-benar tidak mampu untuk membelinya. 

Meskipun sekolah yang didirikan oleh Farid terkesan membebaskan para murid dari aturan seragam, sepatu bahkan biaya pendidikan, namun soal kurikulum, SD dan SMP Alam memiliki kuallitas yang tidak kalah bagusnya. 

Para murid dapat menguasai Bahasa Arab bahkan bisa menghafal Al Qur-an karena Sekolah Alam ini menggunakan kurikulum gabungan modern dengan pondok pesantren Salafiyah. Tak hanya menguasai pelajaran agama Islam, para murid juga mampu menguasai Bahasa Inggris, Jepang, serta Mandarin. Bahkan bahasa Inggris menjadi bahasa pengantar di sekolah. 

Untuk membangun karakter kepemimpinan, Muhammad Farid juga mengadakan outbond untuk para murid setiap pekannya. Kegiatan outbond tersebut juga dilakukan di halaman sekolah. 

Karena kepeduliannya terhadap dunia pendidikan, khususnya pendidikan untuk anak dari keluarga tak mampu inilah yang mengantarkan Muhammad Farid sebagai penerima penghargaan SATU Indonesia Awards pada tahun 2010 untuk kategori Pendidikan.

Tentunya kita berharap agar setiap tahun ada penerus dari Muhammad Farid yang lain di berbagai penjuru Nusantara yang bisa menyediakan sarana dan prasarana pendidikan bagi anak-anak yang tidak mampu secara ekonomi.

SATU Indonesia Awards, Penghargaan Untuk Para Anak Muda Indonesia

PT. Astra International, Tbk setiap tahunnya menyelenggarakan SATU (Semangat Astra Terpadu Untuk) Indonesia Awards yang merupakan program apresiasi dan juga penghargaan yang diberikan kepada para anak muda Indonesia yang berkontribusi terhadap 5 bidang berikut:
  1. Pendidikan
  2. Teknologi
  3. Kewirausahaan
  4. Lingkungan dan 
  5. Kesehatan.
Jadi apabila kalian secara pribadi memiliki kontribusi nyata dan positif terhadap kelima bidang di atas, maka jagan ragu untuk mendaftarkan diri di ajang nominasi SATU Indonesia Awards. Atau mungkin ada kerabat yang mungkin telah melakukan hal positif yang bermanfaat untuk hajat hidup orang banyak, bisa didaftarkan untuk ikut serta dalam program penghargaan ini.

Semoga bermanfaat.






Referensi:

https://www.beritasatu.com/nasional/2814472/masih-ada-3-juta-anak-indonesia-yang-tidak-mengenyam-bangku-sekolah

https://www.detik.com/edu/sekolah/d-6268844/penyebab-utama-putus-sekolah-alasannya-selalu-faktor-ekonomi


Posting Komentar untuk "Muhammad Farid Penerima Satu Indonesia Awards, Penggagas Sayur Untuk Sekolah"