Mie Mapan, Kuliner Surabaya Legendaris Dengan Banyak Cabang
Siapa yang tidak kenal dengan Mie Mapan, salah satu tempat makan terbaik yang ada di Surabaya. Saya pribadi sudah mengenal Mie Mapan sejak tahun 2008. Meskipun terbilang terlambat, karena Mie Mapan sendiri sudah hadir di Surabaya sejak tahun 1992.
Saya masih ingat ketika belum menikah, saya pergi ke Mie Mapan bersama teman-teman kerja sepulang kantor dan benar-benar merasakan enaknya penyetan bakwan yang dijual di Mie Mapan. Rasanya kalau sudah makan nasi bakwan penyet kesukaan saya, lapar hilang seketika.
Selain bersama teman, pastinya Ibu merupakan partner setia ketika pergi kulineran di Mie Mapan. Ketika pacaran dengan suami pun, kami pertama kali makan ya di Mie Mapan. Alasan saya sederhana saja, Mie Mapan merupakan rumah makan terdekat pada tahun 2011 dan juga dari segi rasa sudah pasti enak. Ternyata pucuk dicinta ulam pun tiba, karena suami saya yang dulu masih pacar penggemar mie ayam dan ada di salah satu menu Mie Mapan.
Sampai sekarang pun kami sekeluarga sering pergi ke Mie Mapan jika ada yang berulang tahun maupun ketika berbuka puasa.
Setelah hampir 16 tahun saya menjadi pelanggan setia dari Mie Mapan, akhirnya kemarin pada tanggal 27 Februari 2024, saya dan beberapa teman blogger diberi kesempatan berharga untuk bertemu langsung dengan para owner dari Mie Mapan. Kebetulan 4 owner dari Mie Mapan tersebut merupakan anak-anak dari Ibu Ting Yek Sin dan Bapak Jang Hwa Heng dimana mereka berdualah yang pertama kali mendirikan kedai Mie Mapan di garasi rumah mereka.
Adapun keempat owner dari Mie Mapan tersebut antara lain Jang Steven Sanjaya, Jang Nathalia Christella, Jang Inggrid Wijaya dan Jang Bambang.
Keempat pemilik restoran Mie Mapan tersebut mengisi acara talkshow yang diselenggarakan di Mie Mapan Merr, Surabaya dengan tema Rahasia Mempertahankan Bisnis F&B.
Seperti yang dikatakan oleh Bapak Jang Bambang, bahwa rahasia untuk bisa mempertahankan Mie Mapan sampai memiliki 26 cabang adalah telaten, bekerja keras, perhatian terhadap pelanggan dan juga menjaga mutu.
Sebagai informasi tambahan bahwa 26 cabang Mie Mapan tersebut tidak hanya ada di Surabaya saja, melainkan tersebar di Sidoarjo, Gresik, Kediri, Bali bahkan Mie Mapan melebarkan sayapnya ke Jakarta.
Sementara Bapak Jang Steven mengatakan bahwa konsep family resto atau rumah makan keluarga merupakan salah satu pendukung Mie Mapan selalu eksis dan diingat oleh seluruh keluarga yang ada di Surabaya, tak terkecuali keluarga saya nih yang suka banget dengan aneka nasi penyetan di Mie Mapan Rungkut.
Ibu Jang Nathalia mengatakan bahwa Mie Mapan membawa kebahagiaan kepada keluarga dengan menu yang berkualitas. Saya sepakat dengan yang beliau katakan. Konsep menu rumahan menjadi sangat diingat oleh ibu saya ketika beliau ingin makan nasi tempe, bakwan dan ayam penyet. Segera saja Ibu mengajak saya untuk ke Mie Mapan Rungkut demi bisa makan penyetan favorit beliau.
Seiring berjalannya waktu dan terus berkembangnya bisnis di bidang kuliner, akhirnya berdiri CV. Mapan Jaya, dimana perusahaan ini menaungi Mie Mapan dan juga Kepikiran Mie. Adapun Kepikiran Mie merupakan resto yang dikhususkan untuk anak muda Surabaya. Walaupun bukan hanya anak muda saja yang boleh mampir ke Kepikiran Mie, saya pun pernah mengajak suami untuk makan di Kepikiran Mie yang lokasinya di depat Apartemen Purimas dan rasanya juga enak banget.
Ibu Jang Inggrid sendiri berpesan bagi pengusaha muda yang terjun ke bisnis kuliner, agar tidak mudah putus asa ketika menjalani bisnisnya. Pasti ada naik turun dalam berbisnis. Jangan merasa tidak enak karena semua ada prosesnya. Sebisa mungkin bagi kalian pengusaha yang baru terjun ke bisnis kuliner jangan cepat berpindah haluan manakala usaha kulinernya sedang sepi. Tetap pertahankan, cari cara agar usaha kuliner tersebut dicari bahkan digemari oleh pelanggan.
Dengan budaya kerja yang penuh komitmen, tanggung jawab serta peduli, menjadikan Mie Mapan tetap eksis bahkan sanggup berekspansi sampai ke luar Surabaya. Ini menunjukkan bukti bahwa Mie Mapan masih tetap digemari walaupun banyak kuliner baru kekinian yang happening di media sosial.
Penutup
Zaman sudah semakin berkembang, teknologi pun mulai dimanfaatkan oleh para pengusaha di bidang kuliner. Tak terkecuali dengan Mie Mapan yang juga memanfaatkan teknologi agar bisa tetap eksis menjadi kuliner legendaris yang dicari oleh warga Surabaya.
Selain mengutamakan penjualan offline, Mie Mapan juga berinovasi pada penjualan online, sehingga bagi kalian yang mager namun tetap ingin makan penyetan Mie Mapan, bisa banget order secara online melalui Grab Food kok.
Terbukti ketika pandemi terjadi di tahun 2020 lalu, penjualan Mie Mapan melalui Grab secara online mampu menyumbang omzet mencapai 60% dari total penjualan. Dari sini kita bisa membuktikan bahwa pandemi tidak menyebabkan penurunan omzet terhadap bisnis kuliner.
Yang terpenting adalah bagaimana kita bisa berinovasi terhadap bisnis kuliner yang sedang dikelola.
Jadi tunggu apa lagi, bagi kalian para pengusaha muda di bidang kuliner, yuk kita contoh bagaimana keuletan para owner Mie Mapan dalam mengembangkan usahanya.
Semoga menginspirasi.
Super hepiiii bisa ikutan acara ini 💯🤣💪 aku sakjane minat jd reseller, tp freezer nang omahku tdk mumpuni mbaaaa 😤😂
BalasHapus